Hai...
Pertama yang ingin aku jelaskan, Aku tidak suka memperhatikan orang lain, kecuali ada sesuatu dari mereka yang berhubungan dengan ku, atau suatu hal yang tidak biasa dari mereka, ya aku suka menaruh perhatian hanya pada sesuatu yang menarik bagiku, mulai dari pengalaman orang disekitar ku, suatu kejadian yang aku lihat secara langsung, buku-buku serta artikel yang aku baca dan penomena-penomena tentang remaja khususnya masalah percintaan yang aku temui di sosial media, yang pada akhirnya menbuatku menuliskan beberapa cerita dengan judul "Tentang Seorang Perempuan" dalam blog pribadiku.
Sejauh ini aku sudah menuliskan beberapa part tentang itu, mungkin kata-katanya sulit untuk dipahami orang lain, ya aku sengaja membiarkan pembaca ku menentukan arah pemikirannya sendiri. jika biasanya "Tentang Seorang Perempuan" ditulis berdasarkan beberapa variabel external yang aku temui, kali ini aku ingin menulis tentang diriku sendiri, dan kali ini aku tidak ingin berbicara mengenai Cinta kepada orang lain,karena aku ingin berbicara tentang "Cinta Kepada Diri Sendiri' semoga ada sesuatu yang bisa diambil dari ini, karena sepertinya tulisan ku yang sebelum-sebelumnya tidak mengandung pelajaran yang bisa di ambil ataupun ditiru, hanya sebuah kebebasan untuk berimajinasi dan berekspresi.
ini ceritaku....
![]() |
-Me- |
Aku, dan diriku sendiri
Pemeran utama dalam cerita berjudul "Hidupku"
Boss sekaligus Staff dan Pelanggan, dalam perusahaan penyedia jasa perjalanan dengan nama "Hidupku"
Guru sekaligus Murid dan bahkan Mentri Pendidikan, dalam sekolah dengan nama "Hidupku"
Terdengar lucu, tapi yang aku maksud disini, kita adalah orang yang menentukan jalan kita sendiri, bekerjasama dengan diri sendiri untuk sampai ke tujuan, dan menikmatinya. berjalan dengan mengandalkan diri sendiri, karena tidak ada yang akan menemani kita sebaik diri kita sendiri, bahkan bayanganmu pun meninggalkan saat gelap. Dalam perjalan, kita menemui banyak hal. banyak kesahan yang mungkin kita lakukan, dan banyak pelajaran juga pastinya yang bisa kita dapatkan, saat kita menginginkan sesuatu, tentu akan ada banyak pikiran dan ke khawatiran dalam pikiran kita. Nah disini peran-peran yang aku maksud, kita memainkan begitu banyak peran dalam hidup kita, kita adalah orang yang harus menentukan standar kita sendiri, membuat peraturan dan batasan-batasan serta SOP dalam menjalani hari-hari, terus belajar untuk langkah pertama kemudian melakukan pengawasan terhadap langkah yang kita sudah ambil, jangan sampai berjalan di jalan yang salah, sekalipun salah kalau sudah diawasi pastinya kita akan sadar dan kembali memikirkan jalan yang benar bukan? kuncinya megevaluasi diri dan kembali belajar. Pengalaman kita mengajarkan kita, membantu kita menjadi kita yang sekarang.
Meskipun banyak ke khawatiran dalam perjalanan aku berproses itu sangat wajar, bagiku selama kita masih memiliki rasa khawatir terdahap hidup, kita masih punya motivasi untuk hidup lebih baik untuk menggapai semua yang kita inginkan (tentunya dalam konteks positif). karena artinya kita memikirkan tentang kita, kita di masa depan, dan itu penting.
Kemudian berbicara tentang diri sendiri, ada 1 hal yang menurutku sangat penting.
"Cinta Kepada Diri Sendiri"
-Myself- |
Sering terjadi, kita mengharapkan untuk mendapat cinta dari orang lain, tetapi lupa untuk memberi cinta kepada diri sendiri. Lupa kalau diri sendiri adalah salah satu yang harus dicintai didunia ini.
Terlalu sering tidak menyadari kalau orang yang paling sering menyakiti diriku adalah aku. entah bagaimana orang lain menilaiku, tetapi aku sendiri merasa bahwa aku sudah cukup baik sebagai seorang individu, aku sering mengutamakan orang lain dari pada diriku sendiri, aku meluangkan waktuku untuk orang yang bahkan tidak memberikan waktunya untuku, aku diam atas hal yang membuatku merasa tidak nyaman demi menjaga kenyaman orang lain, aku sangat jarang berkata tidak atas permintaan orang-orang disekitarku, aku selalu meminta maaf pada hal-hal yang sebenarnya bukan kesalahan ku padahal mereka yang menyakitiku tidak pernah mengucapkan kata maaf. aku membiarkan diriku lelah hanya demi menjaga perasaan orang lain. Kini aku memperatanyakan diriku sendiri? Aku baik? atau Bodoh?
Aku sebenarnya hanya merasa terlalu takut untuk berbicara tentang hal yang mungkin akan menyinggung persaan orang disekitarku, padahal jika aku berbicara mungkin saja meraka tidak akan tersinggung dan memahami situasinya dengan lebih baik, sepengalamanku dengan teman-teman lamaku, berselisih paham sebentar karena mengungkapkan sesuatu yang mungkin tidak enak di dengar justru membuat hubungan kita semakin erat, karena dalam proses ini kita belajar untuk lebih memahami 1 sama lain. tetapi rasanya agak beresiko untuk mencoba hal ini dengan orang baru di hidupku, sehingga aku lebih memilih untuk diam dan mengorbankan diri sendiri terus menerus. Oh ya terkadang aku merasa kebaikan ku dimanfaatkan oleh orang lain, dan orang lain menganggap ku polos terlalu mudah untuk disepelekan, mungkin mereka seperti itu karena aku yang selalu berkata IYA gakpapa, IYA gak masalah, IYA aku bantu, IYA aku aja:)
Disini aku tidak akan meminta diriku untuk menjadi egois dengan harus selalu lebih mementingkan diri sendiri ketimbang orang lain, namun aku perlu berbicara pada diriku sendiri untuk lebih menganalisis keadaan dengan teliti, jadi aku bisa lebih membaca situasi kapan saatnya aku mementingkan diri sendiri, dan kapan seharusnya mementingkan orang lain.
Beberapa waktu belakangan ini, aku mencoba untuk membicarakannya kembali dengan orang disekitarku, tentang apa yang aku rasakan pada mereka, aku juga belajar untuk lebih tegas dalam suatu permasalahan, aku yang terlalu sering merasa tidak enak hati untuk berkata tidak, mulai memberanikan diri untuk berkata tidak saat sudah terlalu banyak beban di bahuku, dan saat waktuku sudah terlalu sedikit untuk dirku sendiri, aku mulai kembali memikirkan tentang aku. aku membiarkan orang menilai tentangku sesuka mereka, aku tidak mau menjelaskan diriku, keputusanku dan perbutan ku lebih lanjut pada mereka yang merasa aku sakiti padahal aku sendiri sudah tersakiti sejak lama olehnya. aku tau aku salah, aku tau bagamana cara memperbaikinya, dan aku sedang dalam proses untuk menerapkan teorinya...
"Aku Bangga Sama aku"
-I- |
Selanjutnya yang ingin aku tuliskan tentang mencintai diri sendiri, adalah seperti bagaimana aku yang seharusnya lebih mengapresiasi diriku sendiri, tentang bagaimana aku yang seharusnya tidak menjustifikasi diriku sendiri.
Saat bertukar cerita atau pengalaman dengan seseorang, entah kenapa aku selalu merendahkan diriku sendiri, mendewakan pengalaman-pengalaman dan kemampuan yang lawan bicaraku miliki, membiarkan meraka menganggap ku bodoh dan aku yang merasa semakin bodoh karena pencapaianku terlalu jauh dari pencapaian yang orang lain miliki. Ok aku bisa jelaskan, memang ada orang dengan kepribadian suka pamer, melebih-lebihkan sesuatu agar terlihat keren padahal kenyataannya belum tentu, dan aku bukanlah orang yang seperti itu, aku tidak suka meninggikan bicaraku, aku lebih suka apa adanya dan bahkan cendrung merendahkan diri sendiri, jika aku memang memiliki kemampuan akan sesuatu aku lebih suka memperlihatkannya dalam suatu hal yang nyata, seperti hasil pekerjaan dan sebagainya. Ya memang ada juga orang yang let's say genius, benar-benar pintar, baik, dan luar biasa yang omongannya juga tinggi, tetapi aku rasa itu sangat jarang sih, biasnya mereka yang benar-benar pintar, pintar juga dalam mengatur lisannya.
Kembali aku merasa bersalah pada diriku sendiri, aku pikir semakin lama seperti ini rasanya aku tidak menghargai diriku sendiri, aku terlalu merendahkan diriku sendiri. Mungkin sewaktu-waktu memang benar aku terlalu santai menjalani hari-hari, sering menunda pekerjaan, masih ada banyak hal yang tidak aku tau dan kuasai, dan pengalaman hidup ku masih kurang. namun aku untuk menjadi aku yang sekarang, untuk pencapaian ku sampai saat ini aku sudah bekerja keras, meskipun agak malas tetapi aku juga tidak menjadi anak yang melenceng atau keluar jalur. Jika melihat keatas dan kebawah, aku menyadari diriku cukup bisa untuk aku banggakan. Dan aku tidak sebodoh ceritaku pada mereka, aku hanya merasa lebih baik menurunkan lavel saat pembicaraan tetapi menaikan level saat pembuktian, dari pada meninggikan omongan tetapi tidak bisa membuktikan, atau berbicara apa adanya tetapi ternyata mereka penempatkan standar terlalu tinggi padaku, yang dimana omongan ku yang sebenarnya apa adanya jadi terkesan mebebih-lebihkan. Dan jika ada seseorang yang mendebat ku pada hal yang aku sudah tau psti dia salah dan aku benar, aku tidak akan mendebat mereka balik, aku lebih suka menutup mulut mereka dengan memberi mereka bukti. namun jika aku ragu akan argumen ku, aku tidak akan menyuarakannya dengan lantang. Sejujurnya seru pura" bodoh di hadapan orang yang benar-benar bodoh :)
Terakhir, Aku pernah berkata pada teman ku, aku ingin mendengar bahwa seseorang bangga atas pencapaian ku, atas apa yang aku kerjakan dan dapatkan. seperti aku haus akan pengakuan padahal aku pun belum bisa megakui diriku sendiri. Namun kini aku sadar memang kita harus menghargai dan bangga pada diri kita sendiri, jika buka kita siapa lagi ? ya dimulai dari diri sendiri. Di malam hari aku menangis sendiri setelah mealui hari-hari yang sulit, namun keesokan harinya aku kembali ceria seolah-olah tidak ada yang terjadi semalam, aku banyak mengeluh tetapi tetap mengerjakan apa yang harusnya aku kerjakan, bukankah aku cukup profesional menangani hidup ku sendiri? Semua yang aku tulis disinipun tidak dengan tujuan menyombongkan diriku, hanya sebagai penyadaran padadiriku sendiri bahwa aku tidak seburuk itu, aku berharga, aku pantas bangga dengan diriku sendiri, dan aku harus berterimakasi kepada diriku sendiri atas kerjasamanya selama 21tahun ini.
Well, Sebenarnya masih ada beberapa yang belum dan ingin aku tuliskan, salah satunya "Mencintai diri sendiri dengan menerima diri sendiri baik secara fisik, mental, dan kemampuan dengan segala kelebihan dan kekurangannya" tapi aku rasa ini sudah terlalu panjang, mungkin aku akan menuliskan part-2 nya setelah aku berhasil menyelesaikan hal-hal rumit yang sedang aku coba selesaikan dan debatkan dengan diriku sendiri.
Memahami diri sendiri ternyata bukan satu hal yang mudah, mencintai diri sendiri juga berarti menempatkan diri sendiri sebagai satu-satunya faktor X dalam menentukan kebahagiaan kita sendiri. aku masih sering gagal, tetapi aku masih akan terus mengusahakannya. Dan yang terakhir, alasan kenapa disini aku memasang foto diriku sendiri saat sedang dipantai itu karena pergi ke pantai untuk melihat sunset atau hanya sekedar menikmati ombaknya adalah bahagia ku yang sederhana, dan salah satu caraku untuk lebih mencintai diriku sendiri dengan melakukan hal yang aku sukai.
#loveyourself💕
Comments
Post a Comment