Tentang Seorang Perempuan...
Ketika sang mentari beranjak pulang kembali ke peraduan
Perempuan itu duduk termenung sendirian, menatap langit, menghadap samudra
Sendirian, dalam suasana senja yang tenang, dan suara debur ombak yang menghanyutkan
Batu karang besar yang menyimpan memori kepedihan
Tidak, disana ia tidak pernah menetes air matanya, disana hanya ada tawa
Ya tawa, tawa penuh kepalsuan yang harus digunakan untuk menutupi kesedihan
Ketika mereka bertemu untuk berpisah saat tidak pernah benar-benar bersatu.
Perlu waktu untuknya menyadari bahwa menyimpan perasaan sendiri bukanlah keputusan yang tepat
Rasanya seperti tidak memiliki kemungkinan, ditengah kejelasan
Kejelasan bahwa selamanya tidak akan ada jawaban ya atau tidak
Hanya ada tidak dan tidak.
Kala itu
bukanlah kali pertama ia datang sendiri, namun perasaannya tidak berubah,
Menyedihkan saat kau harus kembali sendiri ke tempat yang menyimpan memori berdua.
Kenangan itu harusnya sudah lenyap,
Bersamaan dengan terkikisnya batu karang oleh ombak yang menabraknya setiap waktu.
Kenangan manis namun menyedihkan,
Kenangan yang mungkin hanya berkesan di ingatan perempuan itu sendiri.
Waktu mungkin bisa mengikis ingatan, tapi belum tentu perasaan
Perempuan itu kini tumbuh semakin dewasa,
ia memaafkan dirinya di masa lalu yang tidak mempunyai keberanian untuk bersuara
Hari-harinya sudah baik-baik saja, Namun tidak dapat ia pungkiri,
Selalu ada beberapa saat dalam waktunya yang kembali mengingat sosok itu.
Terbawa suasana lalu merindu, membayangkan suatu hari perasaannya diketahui
Hingga pikirannya tersadar kembali,
Masa lalu adalah perjalan panjang yang mengantarkannya pada hari ini
Begitu banyak yang sudah dilalui dan sesungguhnya ia tidak ingin kembali.
Perempuan itu hanya benar-benar ingin mengetahui tentang...
Bagaimana nantinya perasaan ini akan berakhir,
Mungkin sampai laki-laki itu menunjukan bahwa ia sudah memiliki seseorang yang dicintai
Atau saat perempuan itu menemukan laki-laki lain untuk ia cintai.
Oh ya berbicara Mengenai perpisahan,
Perempuan itu pernah berkata padaku,
“Memilih untuk membatasi aktivitas laki-laki itu di akun sosial medianya adalah pilihan terbaik”
Bukan untuk mereka, namun untuk perempuan itu sendiri
Karena ia merasa orang tersebut sudah jauh lebih dahulu baik dalam menyiapkan perpisahan
Atau bahkan mungkin dirinya tidak pernah dianggap.
Comments
Post a Comment